Text
Api Republik, Novel Biografi Hamengku Buwono IX
“Sampai kapan pun saya tetap orang Jawa, Rama. Belajar di sekolah-sekolah Belanda tidak akan pernah membuat saya kehilangan jati diri sebagai orang Jawa!” Sejak usia tiga tahun, Gusti Raden Mas Dorodjatun sudah terbiasa berinteraksi dengan orang-orang Belanda. Semua jenjang pendidikannya ditempuh di sekolah-sekolah elite Belanda. Kebiasaan tinggal di luar keraton sejak kecil semakin menguatkannya untuk menjadi bangsawan Jawa dengan pribadi sederhana, mandiri, disiplin, ulet, pekerja keras, dan bertanggung jawab. Ayahnya, Sultan Hamengku Buwono VIII, adalah seorang pemimpin yang memiliki pemikiran jauh ke depan. Ia ingin agar sang putra mendapat pendidikan yang setinggi-tingginya. Takdir mengantarkan G.R.M. Dorodjatun berlayar ke Nederland, menempuh pendidikan di Rijksuniversiteit, Leiden, jurusan Indologi dan Ekonomi. Di universitas tersebut, Dorodjatun aktif dalam perkumpulan-perkumpulan non-politik yang ada di kampusnya. Perkumpulan-perkumpulan yang diikuti oleh Dorodjatun beranggotakan kaum elite dan bangsawan Kerajaan Belanda. Salah satunya, di Studentsocietiet Minerva, ia berkawan dengan Princess Juliana, calon ratu Negeri Belanda setelah Sri Ratu Wilhelmina. Bahkan, dari Princess Juliana, ia mendapat julukan “Gekke” alias Si Gila. Peristiwa demi peristiwa sepertinya semakin mengarahkan Dorodjatun pada sesuatu yang besar. Dimulai dari kondisi Eropa yang tidak kondusif karena ambisi Hitler juga kabar tentang sakitnya sang ayah mendorong Dorodjatun untuk kembali ke tanah air dengan terpaksa. Di usianya yang 28 tahun, masih terasa baginya kehilangan seorang ayah, ia sudah harus menghadapi perundingan yang sangat alot dengan Gubernur Yogyakarta sekaligus diminta untuk segera mengisi ‘kekosongan takhta’. Api Republik, novel langka yang membabar periode awal dari kehidupan, pemikiran, dan perjuangan Gusti Raden Mas Dorodjatun sejak lahir hingga ditabalkan menjadi Sultan Hamengku Buwono IX di Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Tidak tersedia versi lain