Menceritakan kisah RA Kartini di kehidupannya, dalam lingkungan keluarga, perjuangannya hingga surat-surat Kartini.
Kenangan, Pelaku dan Saksi merupakan rekaman pengalaman dan penilaian penulis terhadap seja- rah revolusi kemerdekaan kita yang diikutinya sebagai pelaku maupun saksi. Dengan pengalaman baik dalam medan perjuangan di dalam negeri maupun di luar negeri, memoar ini bukan hanya menyajikan kilas balik rangkaian kejadian dalam sejarah revolusi kita, tetapi juga memberikan gambaran tentang hubungan y…
Buku ini berisikan 111 tulisan dari 111 tokoh-tokoh terkemuka dari seluruh Indonesia yang turut menyumbangkan pemikirannya tentang bentuk dan landasan negara yang akan dilahirkan dan dibidani oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang saat itu baru saja terbentuk. Kumpulan tulisan ini diambil dari surat kabar Tjahaja, Asia Raja, Sinar Baroe, dan Soeara Asia …
Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah buah perjuangan yang telah dihasilkan para pendiri bangsa Kemenangan yang diraih bukanlah milik satu golongan, melainkan kemenangan dan kemerdekaan segenap elemen bangsa. Setelah proklamasi kemerdekaan bukan berarti perjuangan telah selesai, yang terjadi justru sebaliknya. Indonesia mengalami fase perjuangan selanjutnya, yaitu upaya per…
Dua Kota Tiga Zaman karya Purnawan Basundoro ini adalah buku kedua yang diterbitkan dalam Seri Kota, Kata, dan Kuasa, menyusuli karya Abidin Kusno, Ruang Publik, Identitas, dan memori Kolektif. Jakarta Pasca-Suharto, yang telah diterbitkan sebagai karya perdana seri ini. Jika Abidin Kusno menyoroti isu-isu kontemporer Jakarta sebagai metropolis sekaligus ibu kota negara. maka dalam terbitan Ser…
Perjanjian dan Kedaulatan Bangra Penandatanganan Defence Cooperation Agreement (DCA) atau Perjanjian Kerja Sama Pertahanan antara Indonesia dan Singapura di Istana Tampaksiring Bali tanggal 27 April 2007, menuai kritik di dalam negeri. Banyak tokoh nasional dan politisi kita yang berpendapat bahwa bangsa kita sangat dirugikan dalam perjanjian tersebut. Mengapa? Salah satu klausul dalam perja…
Bangsa Indonesia yang sejati dari dulu sampai sekarang masih tetap menjadi budak belian yang penurut, bulan-bulanan dari perampok-perampok bangsa asing. Bangsa Indonesia yang sejati belum mempunyai riwayat sendiri selain perbudakan. Hanya aksi massa yang bisa membebaskannya.
"KAMI menolak perundingan yang tiada berdasarkan hak mutlak Rakyat Indonesia, seperti hak atas kemerdekaan, hak atas pembelaan diri dan hak atas kehormatan sebagai Negara Merdeka. Kami menolak berunding dengan Belanda, karena Belanda sengaja hanya akan mengulur-ulur waktu saja untuk kembali menjajah Indonesia. Untuk itu harus ada pengakuan lebih dahulu atas kemerdekaan Indonesia 100 96, iala…